Setiap jaman baik dalam kondisi normal atau pun dalam krisis politik,
selalu menghasilkan dua alternatif: kehancuran dan kebangkitan. Setiap
krisis politik akan melahirkan pahlawan dan bajingan. Bagi mereka yang
berpandangan fatalis, krisis melulu dianggap sebagai malapetaka.
Sebaliknya, bagi mereka yang penuh harapan, krisis bukan berarti celaka.
Krisis bisa berarti proses berat penuh tantangan yang harus dilalui
sebelum “melahirkan”. sesuatu. Krisis ibarat perjuangan seorang ibu
sebelum melahirkan “bayikebahagiaan” yang segera mengganti semua tangis
menjadi derai tawa.
Krisis kepemimpinan bisa secara alamiah namun bisa juga dengan
rekayasa penciptaan opini palsu melalui media – media seperti yang
terjadi di Indonesia saat ini. Sekelompok konglomerat cina bersatu padu,
bergabung dengan jaringan internasional seperti Arkansas Connection dan
Jaringan China dunia yang didukung penuh pemerintah China melalui China
Military Intellegence (CMI) atau dukungan dana tak terbatas dari
perusahaan kedok / samaran bernama China Resources Corporation Ltd yang
selama puluhan tahun memberikan bantuan finansial ke kelompok Lippo Grup
di seluruh dunia.
Dengan anggaran tidak terbatas, jaringan dan penguasaan media yang
mayoritas, kemampuan teknis rekayasa komunikasi politik dan opini,
kelompok ini mampu menghancurkan semua tokoh yang potensial mengalahkan
Jokowi dan mengantarkan Jokowi menjadi primadona tunggal di media –
media dan ruang publik. Untuk mencapai prestasi ini, tidak tanggung –
tanggung, turut bergabung sebagai pemain utama di balik Jokowi, pakar
konsultan politik terkemuka Stan Greenberg, yang terbukti sukses
mengantarkan Bill Clinton menjadi presiden AS untuk dua periode dan 11
pemimpin (presiden dan perdana menteri) lainnya di negara masing –
masing.
Memang tidak pernah terjadi dalam sejarah sebelumnya, bisa hadir
sosok seorang James Riady yang dalam dirinya bisa menyatu dua kekuatan
utama dunia yakni China dan Amerika Serikat yang dalam hal ini diwakili
oleh Arkansas Connection. Meski bukan organisasi resmi negara AS,
Arkansas Connnetion, dimana James Riady sebagai salah satu elitnya,
adalah organisasi yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan
pemerintahan Obama, presiden AS yang sangat menghormati dan mendengar
saran – saran Arkansas Connection.
Krisis, karenanya, juga selalu menghasilkan pecundang dan pahlawan.
Para pecundang adalah mereka yang mau melakukan apa saja, terutama
dengan imbalan bayaran sebagaimana terjadi pada tokoh – tokoh dan
selebriti Indonesia. Mereka rela melacurkan pendapat dan hati nurani
mereka, ikut – ikutan memuja seorang anak manusia yang bernama Jokowi,
meski sadar sepenuhya bahwa Jokowi itu belum layak dan tidak semestinya
mendapat apreasiasi luar biasa seperti itu karena kapasitas, integritas,
kapabilitas dan kredibiltas Jokowi yang sebenarnya jauh dari memadai
untuk dapat disebut pemimpin yang berhasil. Mereka yang berdiri di
belakang Jokowi dengan menggadaikan akal sehat dan hati nuraninya itu
adalah para pecundang, pelacur intelektual.
Mereka termasuk para oportunis politik yang mau mengambil keuntungan
di tengah-tengah luka bangsa yang menganga, dominasi kebodohan pada
mayoritas rakyat Indonesia yang seharusnya mereka bimbing dengan
memberikan penilaian atau pendapat yang rasional dan objektif. Mereka
malah memainkan peran sebagai penjerumus mayoritas rakyat Indonesia yang
menaruh kepercayaan kepada mereka.
Mereka menjadi pencundang bukan karena kalah dalam pertarungan. Tapi,
karena mereka memilih untuk takluk pada kepentingan pribadinya, di kala
bangsa dan negara masih membutuhkan pengorbanan, kejujuran dan contoh
teladan. Sementara itu, para pahlawan adalah mereka yang rela menanggung
derita, kecewa, bahkan kesempatan untuk menjadi populer karena berani
berbeda pendapat dengan opini arus utama (mainstream). Para pahlawan
adalah mereka yang berani bersikap tegas dan konsisten membela kebenaran
dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadinya.
Sejatinya mereka yang berani bersikap tegas dan menjunjung tinggi
objektifitas ini adalah para pemenang, bukan untuk dirinya sendiri, tapi
untuk rakyat banyak meski konsekwensinya mereka diserang oleh pasukan
khusus pembentuk opini yang berjumlah ribuan orang banyaknya. Pasukan
khusus nasi kotak ini bersiaga 24 jam sehari, 7 jam seminggu dan 30 hari
sebulan, siap membully siapa saja yang berani berpendapat berbeda
apalagi mengecam sang tokoh boneka bernama Jokowi yang diagung –
agungkan laksana santo atau nabi.
Para pecundang adalah mereka yang mandi kekayaan dari uang bayaran
yang diterimanya dari para cukong penyandang dana pencapresan Jokowi.
Begitu banyak uang yang digunakan penyandang dana Jokowi untuk mendukung
kesuksesan rencana mereka menjadikan Jokowi sebagai presiden boneka
yang di bawah kendali mereka. Tujuan akhirnya, tentu saja keuntungan
yang berlipat ganda yang akan mereka peroleh, ekonomi dan politik, jika
nanti Jokowi berhasil mereka dudukan sebagai presiden boneka.
Para pecundang adalah mereka yang terdiam meski banyak korupsi besar
gila – gilaan di depan mata. Misalnya dalam kasus PLN dan Pertamina yang
coba dirampok habis Dahlan Iskan dengan cara licik dan memakai perisai
opini media sebagai pelindungnya.
Bukan itu saja, para pecundang adalah yang memanfaatkan konspirasi
media untuk menjatuhkan citra para tokoh lawan potensial jagoan mereka
dengan menyebar fitnah – fitnah keji. Mereka tak segan-segan gunakan
segala macam isu untuk menghantam lawannya. Mula dari isu SARA hingga
tuduhan korupsi. Mereka melakukan pemutarbalikan fakta yang didukung
oleh media – media dan strategi komunikasi politik canggih yang disusun
secara masif, sistematis, terencana dengan baik dan didukung dana yang
luar biasa besar.
Kita semua bisa menjadi pecundang. Bisa pula menjadi pahlawan. Sebab
predikat demikian sangat situasional dan tergantung siapa yang
memberikan. Seorang pahlawan hari kemarin, bisa menjadi pecundang hari
ini. Begitu pula sebaliknya. Celakalah mereka yang terus-menerus
memainkan peran pencundang dari hari kemarin hingga kini.
Sebab itu kita perlu memberikan penghargaan yang tulus bagi Megawati
Soekarnoputri yang dengan gigih melindungi partainya dari tekanan
dahysat langsung atau tidak langsung dari para konglomerat hitam yang
ingin memaksakan Jokowi Si Boneka Glembuk menjadi calon presiden dari
PDIP.
Upaya Megawati melindungi partainya dari infiltrasi para konglomerat
cina yang ingin menguasai PDIP dan Indonesia dengan bantuan kader –
kader PDIP pengkhianat patut diapresiasi dan didukung oleh seluruh
rakyat Indonesia. Upaya Megawati menyelamatkan partainya, sesungguhnya
juga mengandung makna telah menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia
dari penguasaan para konglomerat cina hitam, sebagian tokoh mantan
jendaral yang ambisius dan buta mata hatinya dan para politisi
pengkhianat bangsa yang tega melihat negara ini hancur demi memuaskan
syahwat kekuasaan dan kekayaan pribadi.
0 comments:
Post a Comment