The Next President Of Indonesia 2014

Indonesia Sudah Saatnya Dipimpin Oleh Seorang Yang Lurus, jujur, Amanah, Berintegritas dan Nasionalis Sejati

Akun Fenomena @Triomacan2000

Akun Pemerhati Isu Publik Untuk Pencerahan, Perangi Korupsi, Kemunafikan Pemimpin Negeri. Provokasi Untuk Utamakan Kejujuran dan Anak Bangsa yang CERDAS dan MERDEKA, Nowhere but Everywhere

Friday, July 11, 2014

MENGENAL SOSOK ASLI BURHANNUDIN MUHTADI

MENGENAL SOSOK ASLI BURHANNUDIN MUHTADI
ANTEK AMHP


Tempat Lahir : Rembang, Jawa Tengah, 

Tanggal Lahir : Kamis, 15 Desember 1977

Zodiac : Sagittarius

Siapakah dia yang berani-beraninya mengatakan pemilih Prabowo kebanyakan tidak Islamis dan mengatakan:

"Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah"

"Kalau berbeda, hasil hitungan KPU pasti salah, dalam artian, ada proses kecurangan dari rekapitulasi, mulai dari tingkat TPS, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga pusat. Karena berjenjang seperti itu, saya lebih percaya apa yang dikerjakan teman-teman"

Berikut info dari bang_dewa mengenai manusia yang namanya Burhanudin Muhtadi ini:

Kisah tentang Burhannudin Muhtadi berawal ketika era jatuhnya presiden Gus Dur, dia adalah ketua BEM IAIN Syarif Hidayatullah.

Teringat pada waktu itu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terpecah menjadi dua gerakkan BEM Seluruh Indonesia (SI) dan BEM Indonesia pada tahun 2000-2001. Awalnya Burhan selaku ketua BEM IAIN Syarif Hidayatullah tergabung kedalam gerakkan mahasiswa, BEM SI ini. Tetapi akhirnya memisahkan diri, dia membangun gerakkan BEM Netral, karena perbedaan arah dan syahwat yang selalu ingin menguasai.

Karakter Burhan yang selalu ingin mguasai arah rapat antar ketua BEM, sehingga membuat Burhan dan BEM IAIN Syarif Hidayatullah tak bisa lagi 'menyatu'

Eksistensi diri dan syahwat menguasai, memang sudah menjadi bawaan Burhan ketika menjabat ketua BEM IAIN Syarif Hidayatullah.  Hingga akhirnya, saya pun mengalami hal itu, yaitu atas jiwa "klaim" milik Burhan, pada sebuah acara kampus di Bilangan Rawamangun.

Ketika perwakilan BEM SI dan BEMI hadir atas undangan pertemuan dialog, hanya seorang Burhan yang menolak hadir dengan alasan sibuk di WC.

Pada waktu itu dari BEM SI yang hadir Yanuar dari BEM UI, lalu ada ketua BEM UNJ, sementara dari BEMI hadir keluarga mahasiswa (KM) se-Jawa. Sebelumnya Burhan selaku perwakilan BEM Netral menyatakan akan kehadirannya, sampai 1 jam sebelum acara masih nyatakan akan hadir.

 Hingga akhirnya saya sendiri langsung komunikasi dengan Burhan untuk meminta posisinya pada saat itu sedang dimana, karena sedang dijemput panitia.

Burhannudin Muhtadi hanya enteng menjawab, bahwa dia sedang di kamar mandi lagi berak, sambil tertawa lalu menutup teleponnya.

Panitia yang ditugaskan menjemput sebenarnya sudah di tempat Burhan dan melaporkan kepada saya, Burhan tidak sedang di kamar mandi.

Cuma membawa pernyataan Burhannudin Muhtadi, "saya tidak mungkin datang pada acara dimana saya tidak menjadi bintang utamanya".

Satu sisi, dia adalah mahasiswa cerdas dan pandai dalam beretorika, tapi disisi lain Burhan adalah sosok yang suka mcari peluang dan manfaat (oportunis).

Burhan juga sudah sejak lama berteman dengan Saiful Mujani di pusat pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) di IAIN syarif Hidayatullah.

Pada tahun 2001, Burhan sang mantan aktivis HMI dan mantan ketua BEM IAIN juga menjadi salah satu pendiri Jaringan Islam Liberal bersama Ulil Abshar Abdalla.

Pada era 2001, adalah Hendropriyono, sang kepala BIN biasa melakukan perekrutan-perekrutan kepada mahasiswa-mahasisa yang dinilai berpotensi, merupakan asset kalau dalam bahasa Inteligen.

Hendropriyono sang kepala BIN, memiliki prioritas kepada "asset" yang memiliki pola pemikiran "studi banding", dan Burhan-lah salah satunya.

Mahasiswa berpola pikir studi banding adalah mahasiswa yg ingin tahu dan merasakan segala bentuk pemikiran dari yang Islamis hingga liberal.

Dan mahasiswa seperti itu yang cocok di 'tanam' dan di jaga seperti "asset" untuk kedepannya begitu yang dikatakan Hendropriyono.

Era 2001-2004 adalah era-nya Hendropriyono, setelah peristiwa 9/11, seolah ada kebutuhan penting untuk memiliki yang dikatakan sebagai "asset" tadi, "asset" itulah yang bisa ditanam kedepannya untuk gerakkan-gerakkan Islam, tetapi sebelumnya dididik dulu di negara funding liberal, Australia.
Perlu dicatat! mahasiwa yang dapat beasiswa dari negara funding, biasanya negara tersebut meminta litsus dari Badan Intelejen Negara (BIN) dan dapat juga ada rekomendasi 'khusus' atas permintaan badan intelijen kepada negara funding dengan spesifikasi alasan dan tujuan kedepan, "asset".

Atas segala hal yang telah disebutkan diatas maka Burhan adalah "asset" paling berpotensi karena dia cerdas, liberal, memiliki aspek Islamis, dan ambisius. Terkait karakter ambisiusnya Burhan bisa ditanyakan ke Bima Arya pemilik Charta Politica yang menampung dia sepulangnya dari Australia.

Kembali kepada beasiswa yang diberikan pemerintah Australia kepada seorang Burhan, hal itu juga jelas tak lepas dari campur tangan seorang Hendropriyono.

Kamuflase seorang Burhan adalah kedekatannya dengan keluarga besar PKS, bahkan tesisnya adalah tentang PKS, "asset" daya guna.

Pemerintah Australia memang memiliki kedekatan dengan sosok Hendropriyono sebagai bagian usaha untuk mengawasi gerakan-gerakan Islamis. Hendropriyono-Burhan-Australia, merupakan tiga simpul tak terpisahkan untuk sebuah target agenda kedepannya.

Burhan kini dikenal sebagai salah satu aktivis dan pemikir Jaringan Islam Liberal (JIL) sekaligus pengajar di Pasca Sarjana Universitas Paramadina.

Pola pikir studi banding seorang Burhan memang melahirkan sifat bawaan yang merupakan eksistensi diri yang berlebihan, silakan tanya lagi ke Bima Arya dari Charta Politika.

Hal itu pun terjadi kembali pada saat Burhan di ajak bergabung dengan Saiful Mujani di Lembaga Survey Indonesia (LSI), jelas sekali mengenai eksistensi diri dari seorang Burhan.

Tabiat asli Burhan yang ingin eksis sedirian dan menguasai, membuat Bima Arya dan Saiful Mujani tersaingi eksistensinya di lembaganya sendiri.

Setelah dari Lembaga Survey Indonesia (LSI), Burhan akhirnya memiliki tempat sendiri untuk eksis sendiri, menguasai sendiri, yaitu Indikator.

Maka pantas ketika pimpinan lembaga survei yang lain diam agar tidak melakukan blunder  Si Burhan malah berbeda, dipikirnya ini persoalan adalah eksistensi diri itu.

 Orang seperti Burhan, otaknya memang tak jauh dari makna eksis dan menguasai lapangan, blunder yang disengaja.

Ada aroma 'narsis' diri atas statementnya terkait Real Count yang akan dikeluarkan KPU, sekaligus pesanan dari papa gopeto. Blunder Burhan adalah taktik papa gapeto sebagai bahan versus untuk lembaga resmi KPU.

Papa gapeto tidak mungkin memancing seorang Saiful Mujani atau Denny JA berstatement "versus", hanya Burhan-lah yang bisa terpancing. Pola pikir Burhan yang merasa ini adalah sebuah momentum eksistensi diri dan momentum menguasai persaingan diantara lembaga survei lainnya.

Terpancing akan settingan, menguasai persaingan lembaga survei dengan "klaim" tersendiri dari Indikator Politik Indonesia, blunder.

Gaya loe @BurhanMuhtadi udah mirip Si @AdianNapitupulu, cuma beda lapak, lapak Burhan di lembaga survei dan Adian diurusan bikin rame.

Wednesday, July 9, 2014

STRATEGI "KLAIM" KEMENANGAN ALA KUBU JOKOWI-JK

STRATEGI "KLAIM" KEMENANGAN ALA KUBU JOKOWI-JK

Jokowi menang versi Quick Count sementara Prabowo menang di Real Count , saling "klaim".
SMRC DATA INPUT 5,25%

Perhatikan 'Keanehan' perubahan hasil Quick Count versi SMRC (Saiful Mujani) untuk memenangkan "KLAIM" menang versi Quick Count

Hasil Quick Count SMRC pukul 13:05 - Prabowo-Hatta 52.94% Vs JKW-JK 47.06% dengan data masukan 13.78%. Sebelumnya  Prabowo-Hatta 55.07% Vs JKW-JK 44.93% dengan data masukan 12.08%.


Catat!!!  Prabowo-Hatta 52.94% Vs JKW-JK 47.06%  itu data SMRC pukul 13.05 dan liatlah data pukul 13.19, apa yan terjadi saudara-saudara?
SMRC DATA INPUT 12,08%


Hasil sementara QuickCount SMRC. Data masuk: 17.65% pada pukul 13.19 menampilkan Data Quick Count yang 'aneh' langsung tercipta angka yang awalnya dipegang Prabowo 52%  tiba-tiba berubah menjadi milik jokowi dalam tempo 14 menit, CATAT! dengan data masukan 17,65%

Data itu berubah ketika iklan masuk dan diselingi adanya artis yang menyanyi di TV, cara "pengalihan".
SMRC DATA INPUT 17,6%


Catat juga, tulisan ini bukan sedang membangun opini versi penulis  TAPI justru menyampaikan "fakta" dari akun SMRC milik Saiful Mujani

Dalam waktu 14 menit dengan dialihkan iklan dan adanya penyanyi, data DI BALIK oleh SMRC,  Prabowo-Hatta 47,3% dan JKW-JK 52,7%, itulah "KLAIM"

Dalam 14 menit dengan data 13,78%  sampai dengan 17,6% alias naik hanya 4% perubahan suara JKW-JK naik dari 47% ke 52% alias naik 5% , "ANEH"

Si Programmer cukup menukar data selanjutnya dengan cara mengarahkan suara SATU masuk ke poin DUA dan sebaliknya. Data hanya naik 4% tapi perubahan suara JKW-JK naik 5%,  sekaligus dengan diturunkan suara Prabowo-Hatta ke angka 47% tanpa ada kebagian naik lagi sampai akhir (the end). Lihat gambar ketika data mereka mencapai 97,75%, angkanya itu tidak bergerak Prabowo-Hatta 47% vs JKW-JK 52%, mirip ketika data itu diawal perubahan dengan data masukan 17,65%, menggelikan.

SMRC DATA INPUT 97,25%


Sungguh Hebat Lembaga Survei SMRC ini, dengan masukan data 17,6% sudah bisa membuat data stabil sampai akhir, tidak ada fluktuatif yang signifikan. Sebaran dan proporsi datanya sudah langsung mantap sekali untuk seluruh wilayah Indonesia. Padahal Pukul 13.19 di Indonesia Bagian Barat baru ditutup waktu untuk pemilihannya.

Dan "ANEHNYA" lagi di menit yang sama, semua lembaga survei Quick Count "pesanan" angkanya langsung berubah sama sesuai settingan.

Baiklah kalau "Pihak Yang Mengklaim" sedang membangun "KLAIM", tapi ingat jangan bodohi rakyat dengan segala misi dan pesanan yang sudah dibeli. Mau menang versi permainan Quick Count atau menang berdasarkan data C-1 yang asli suara rakyat, Real Count?

Kalau memang ada 'celah' ketahuan ya pasti ketahuan juga 'permainannya' dari SMRC ini. BAHAYA, justu ada yang sedang membangun opini hasil Quick Count adalah suara rakyat adalah suara Tuhan, membangun opini. LALU nanti ketika hasil Real Count ternyata berbeda dengan hasil Quick Caunt, terus mau apa? people power alias bawa-bawa mengatasnamakan rakyat lagi? Settingan opini.

Kalau data Quick Count dijadikan 'Tuhan' atau penggiringan opini untuk sebuah 'keputusan akhir', maka bubarkan saja KPU. Lalu apa pentingnya 'penggiringan opini' kemenangan lewat hasil Quick Count, inilah pesanan, lalu targetnya apa? Target pertama adalah STRATEGI "KLAIM SEPIHAK" membangun opini besar-besaran DULUAN alias "klaim" MENANG sebelum hasil nyata diumumkan KPU.

Biasanya strategi "KLAIM" menang duluan ini bemakna ganda, satu sisi sudah tahu posisi kalah segala-galanya makanya duluan lakukan "klaim". Sisi lainnya MENUTUP opini sebenarnya yang akan terjadi, sebelum diumumkan ternyata hasilnya "kalah" maka "KLAIM" duluan dirinya menang. Target kedua adalah PENGARUH, influence artinya mempengaruhi alias doktrin kepada para pendukung bahwa mereka sudah dalam pihak sebagai PEMENANG.

Dan untuk pendukung lawan, targetnya "MENJATUHKAN MENTAL" jelas, ini sebuah pertempuran opini, siapa yang menang atas opini, maka dia lah pemenangnya. CATET! Dulu tehnik strategi "KLAIM" seperti ini adalah 'label' milik mahasiswa kiri dan otaknya ada dikubu JKW-JK.

Waktu yang 'rentan' adalah pada saat penghitungan hasil nyata C-1 di KPU, lalu bagaimana kalau Real Count KPU hasilnya berbeda? Taktik "KLAIM" seperti ini pula adalah sebuah gerakkan 'TEKANAN' kepada KPU, 'Awas loe kalo beda, massa gw bakal marah!'

Membangun opini "KLAIM" duluan menang, juga dengan sendirinya memangun opini "KLAIM" pemilu curang kalo tidak sesuai Quick Count. Kalau kubu JKW-JK merasa menang di Real Count buat apa habis-habisan membangun "KLAIM" kemenangan sepihak lewat Quick Count, logikanya. Habis-habisan membangun opini dan doktrin "KLAIM" kemenangan kepada pendukung ibarat memanasi mesin-mesin perang terhadap KPU.

Menekan hasil 'Real Count' harus sesuai Quick Count adalah sebuah 'pesan' tersendiri dari kubu JKW-JK kepada KPU. Lalu kalau berbeda? (ini serius harus dipertanyakan) apa yang akan terjadi? Apakah kalo berbeda, kubu JKW-JK mau bawa hasil Quick Count ke MK? Sementara perwakilan suara rakyat, suara Tuhan adalah adanya lembar C-1.

CATAT! pasal 1 lembaga survey tidak pernah salah.  Pasal 2 kalau lembaga survei salah, kembali kepada pasal 1.  Quick Count suara 'pesanan'. Suara Quick Count  suara pesanan vs suara C1 yang merupakan suara rakyat atau Suara Tuhan itu, dan sejak kapan lembaga survei bukan lembaga yang menjual jasa pesanan? hayooo jawab!

Tahukah teman-teman ada deal-deal terjadi pada pukul 01.00 sd 05.00 tadi malam sebelum pilpres 9 Juli, terkait deal lembaga survei untuk "klaim sepihak ini"? Memangnya hanya kubu mereka yang memiliki kemampuan intelejen hehehe, pukul 01.00 pertemuan masih alot pada harga tawar berapa?

Beberapa hari terakhir,  beberapa lembaga survei memang sengaja menahan data survei terakhirnya, untuk apa? bukan alasan TAHU hasil. Mereka sedang menahan 'harga' siapa yang berani bayar mahal, sampai ada yang salah tafsir bahwa mereka tidak keluarkan hasil survei karena tahu, bukan karena itu.

Dan coba TEBAK lembaga survei yang tidak mengeluarkan hasil survei terakhir? Sekarang semuanya dari mereka memenangkan JKW-JK, mereka adalah CSIS, SMRC, dan INDIKATOR.
Beritanya ada disini
  1. https://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/di-balik-naik-dan-turunnya-popularitas-dua-capres-114800991.html
  2. http://www.lowyinterpreter.org/post/2014/06/24/Indonesian-election-Prabowo-now-favourite-to-win.aspx?COLLCC=631301091&COLLCC=1980570664
LOGIKANYA kalo saja lembaga survei itu keluarkan hasil survei terakhir mereka secara terbuka,  mereka akan katakan Prabowo-Hatta menang. Maka, hasil survei dari lembaga-lembaga survei itu per tanggal 6-8 Juli 2014 sengaja ditahan untuk tidak dibuka, karena ini terkait 'harga' tentang siapa yang mau berani bayar mahal. Kalo mereka (lembaga-lembaga survei) transparan,  pasti keluarkan data survei terakhir tanggal 6-8 Juli, tapi kenyataannya ini tidak, karena ini akan berpengaruh kepada nama baik alias brand image lembaga survei itu sendiri, data tanggal 8 Juli akan berbeda jauh dengan tanggal 9 Juli, disitulah pertaruhannya.

Hasil berbeda, mengakibatkan "image" lembaga survei tak kredibel-lah, atau tak tepat-lah, itu yang akan menjadi pertaruhan nama lembaga survei tersebut. Mereka menahan data survei terakhir karena terkait siapa yang bisa memberi harga yang mahal, maka dengan begitu seolah-olah mereka mau mengatakan, "kami siap pro dan menjadi senjata" asal ada "amunisi". Dan ini yang membuat 'alot' negoisasi harga, membeli hasil Quick Count pada menit-menit akhir.

INGATKAH KAU JOKOWO WIDODO ATAS UCAPANMU, TERNYATA INIKAH NIAT BUSUKMU!!!

DAN INGATKAH KAU SAIFUL MUJANI ATAS UCAPANMU, TERNYATA INIKAH NIAT BUSUKMU JUGA!!!
"Tapi, karena hanya ada dua pasangan calon, kalau saya katakan 'Jangan pilih Prabowo', maka dampaknya 'Pilih Jokowi."
"Saya suruh pilih Jokowi karena kalau saya bilang golput berarti membiarkan Prabowo menang,"
http://nasional.kompas.com/read/2014/06/11/2016450/Saiful.Mujani.Benarkan.Bagi-bagi.Uang.Usai.Kampanye.untuk.Jokowi 

Lihatlah cara mereka melakukan "KLAIM SEPIHAK", yaiu deklarasi menang versi Quick Count yang meresahkan, kok dibiarkan? Perhatikan tadi ada seorang ibu di televisi, dia mengkatakan, "lihat saja kalau Jokowi dikalahkan KPU, kami akan kerahkan massa lebih besar", itu adalah sebuah doktrin yang sudah ditebar dan ditanam di dalam alam bawah sadar masyarakat.

Logikanya pasti ada yang sedang memanasi mesin-mesin perang dan simpul-simul massa, oleh siapa? ya tanya sama diri sendiri dan LIHAT di media-media televisi dan media lainnya.

Semua lembaga survei itu sudah meresahkan, rakyat sudah resah, lalu mengapa dibiarkan dan menyuruh penulis diam? Dari awal penulis sudah katakan, ada yang sedang membangun opini "KLAIM" menang untuk mengurangi keabsahan Real Count. Mengurangi nilai keabsahan REAL COUNT yang merupakan suara rakyat yang asli dengan memakai standar keabsahan QUICK COUNT yang bisa dipesan. Bacalah, Iqra!!!

Tadi malam penulis diminta mengikuti sebuah informasi tentang pertemuan di sebuah rumah dekat Mesjid "RISKA" jam 01.00 malam. Dirumah tersebut, ada sebuah kesibukan terkait persiapan pemenangan salah satu capres, dengan habis-habisan 'membeli' harga lembaga survey.

Negoisasi panjang terkait harga jual beli data versi Quick Count dari lembaga2 survey, baru 'deal' sekitar jam 03.30 di harga 100 milyar, bungkus. Harga 100 milyar dengan selesih 5% seperti twitt yang pernah pernah buat beberapa hari lalu, menjadi deal ketokan harga terakhir.

Pertemuan tadi malam jam 01.00-03.30 terkait satu lembaga survei yang beralamat di Jakarta Utara, Sebuah lembaga survei kuat, wajar jika jam 14.00 lembaga survei tersebut langsung mendeklarasikan kemenangan JKW-JK, hanya satu jam setelah penutupan pemungutan suara.

Lalu pantaskah penulis berkata, "wahai saudara-saudaraku saksi dari PKS, jagalah amanat suara rakyat, data rekapan C-1, yang kalian pegang untuk suara kebenaran!". Kunci kebenaran hasil pilpres adalah data rekapan C-1 ditiap tiap TPS, Real Count. Kini data itu sedang djaga dan dikawal para singa-singa pembuat peradaban, yang tidak takut oleh hanya sekedar ancaman dan tekanan, merekalah para saksi dari PKS.

Buat para singa-singa peradaban waspadalah! Karena akan ada gerakkan dari OTK untuk mengambil data C-1, bersiap siagalah.... OTK berambut cepak ala politik adu banteng, sinyalnya sudah ada baru-baru ini yang menjadikan C-1 sebagai target untuk diambil alih, sekali lagi waspadalah!!!

Untuk publik, ingatlah! TNI dan POLRI ikut mengawasi dan mencatat agar manipulasi dan kecurangan tidak akan terjadi.

KEBENARAN AKAN SELALU MENEMUKAN JALANNYA SENDIRI

MERDEKA!!!


by bang dewa

Tuesday, July 1, 2014

PEMILU CURANG PEMILU ULANG

OPINI; PEMILU CURANG PEMILU ULANG

Ala Timses JOKOWI-JK


Siapkan diri kita untuk selalu waspada pada peristiwa yg terjadi di masyarakat

Ikuti dan ketahui cara penggiringan opini yang mereka lakukan, salah satunya adalah penggiringan opini pemilu curang pemilu ulang

Teman ada info dari orang dalam timses Jokowi-JK, terkait hasil pilpres 2014, andai hasil nya Prabowo unggul tipis terhadap Jokowi.

Ada rencana untuk mewujudan opini PEMILU DI ULANG karena PEMILU CURANG, daftar daerahnya pun sudah masuk list mereka.

Aceh, Sumatera utara, Sumatera barat, Sumatera selatan, Jawa barat , Jawa timur, D.I Yogyakarta, Bali, Maluku, Sulawesi selatan, NTB, Kalbar, Kaltim, Sulawesi tengah , itulah daftar daerah yang akan mereka jadikan poin pemilu ulang

Informasi yang diterima, mereka sudah tahu potensi kalah suara dari Prabowo, hitungan mereka adalah 46 % Prabowo - 41 % Jokowi-JK

Informasinya dari selisih suara yang hanya 5% itu yang akan mereka 'mainkan' dengan menuntut pemilu ulang didaerah yang tadi sebutkan.

Target pemilu ulang dengan alasan pemilu curang pun sudah mereka opinikan lewat spanduk-spanduk yang menuliskan seolah olah mereka menang 60%

Mereka sedang melancarkan opini bahwa suara Jokowi-JK adalah 60%, ibarat kata mendahulukan hasil sebelum hasil asli keluar.

Gaya gaya mirip kampanye ala PKI, bermain opini sesat, lalu akhirnya menyalahkan pemerintah dan ujung-ujungnya chaos dan pemilu ulang....mengerikan.

Kini segala cara akan mereka lakukan, asal menang, termasuk melalui gerakan kekerasan dan intimidasi di daerah kantong suara Prabowo.

Opini dan agitasi propaganda akan mereka perjuangkan melalui TABLOID 99 yang akan mereka sebarkan.

Dengan jualan suara mereka adalah 60% kalau tidak seperti itu hasilnya MAKA PEMILU CURANG itu sebuah doktrin alam bawah sadar.
 
Demikian opini pemilu ulang pemilu curang ala timses Jokowi-JK, sudah sepatutnya bagi kita semua mewaspadai nya.

by Abang Dewa